Pada zaman sekarang ini semakin menipisnya minyak bumi, sedangkan minyak tersebut tidak dapat diperbarui. Salah satu cara untuk mengatasi minyak bumi tersebut, dapat dibuat sumber energy alternative yang bahan bakunya dapat ditemukan dengan mudah.
Seorang pemuda warga Desa Perkasai, Kecamatan Timur yaitu Muhammad Afdal melakukan uji coba mengubah sampah anorganik, seperti plastic bekas yang digunakan sebagai bahan energy alternative di saat harga bahan bakar minyak yang terus meningkat di karenakan semakin menipisnya minyak bumi.
v Eksperimen yang dilakukan Afdal
Berbekal pelatihan yang diterima, Afdal pemuda yang tak tamat SMA ini dengan gigih melakukan riset dan ujicoba di bengkel pribadinya di Desa Pakasai. Dengan perhitungan dan reaksi kimia yang dia kuasai dan telah dipelajari, ia mencoba mencampur Natrium Hidroksida (NaOH) dengan Air (H2O) pada sebuah botol. Campuran senyawa kimia itu ternyata menghasilkan reaksi panas. Selanjutnya, bahan itu dicampurkan dengan serbuk alumunium (Al) yang menghailkan gelembung Hidrogen (H2) dan endapan Aluminium Hidroksida (AlOH) namun eksperimennya belum berhasil.
Selanjutnya, Afdal melakukan eksperimen pada tabung gas elpiji kosong yang telah dimodifikasi. Afdal memasukkan 1 kg serbuk Alumunium ditambah 1/4 kg Natrium Hidroksida (NaOH) dan ditambahkan 2 liter Air. Hasil reaksinya berupa gas Hidogen lalu diaplikasikan kepada sepeda motor sehingga dapat menempuh perjalanan sejauh 6 km. Namum, hasil eksperimennya tidak menunjukkan adanya penghematan bahan bakar bahkan lebih mahal 10 kali dibandingkan dengan bensin.
Setelah itu, Afdal terus melakukan eksperimen dengan mereaksikan Asam Sulfat (H2SO4) dengan Seng (Zn) yang menghasilkan gas Hidrogen juga, tetapi tetap membutuhkan biaya yang relative mahal. Afdal masih terus bereksperimen agar dapat menghasilkan bahan bakar minyak dan gas dengan biaya murah.
v Kegagagal merupakan Kunci Kesuksesan
Setelah beberapa kali gagal, Afdal menemukan ide untuk memanfaatkan sampah anorganik yang berupa plastic untuk menghasilkan sumber alternative energy yang murah dan dapat memberikan dampak positif juga terhadap lingkungan. Akhirnya ia berhasil mengubah sampah plastik jadi bahan bakar minyak (BBM) dengan jenis kerosin dan gasoline.
v Peralatan yang Digunakan
Peralatan dan cara kerja eksperimen yang dilakukan M.Afdhal sangat sederhana. Memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di bengkel tempat ia bekerja. Alat pembakaran menggunakan tabung sederhana. Afdal mendesian dan merakit sendiri tabung pemanas untuk menampung sampah. Untuk menyalurkan hasil pembakaran, digunakan selang pada bagian tertentu diberi tabung pendingin yang berisi air yang berfungsi agar keluaran dan hasil pemanasan sampah plastic dapat menjadi minyak dan sebagian menjadi gas.
Gambar 1. Rangkaian Alat yang digunakan
Hasil proses destilasi terdiri dari bensin yang memiliki bilangan oktan tinggi dan beberapa fraksi lain dengan bilangan oktan yang rendah. Dan apabila dilakukan proses destilasi yang lebih lanjut, metode tersebut dapat menghasilkan minyak tanah. Sedangkan hasil residua tau hasil samping dalam prose situ adalah berupa lilin yang juga dapat bernilai ekonomis.
Riset dan uji cobanya membuat minyak dari sampah plastic hampir semua didukung bahan kimia. Dengan anggapan bahwa semua benda mengandung gas metan (CH4) dan bahan bakar lainnya. Sampah plastic selanjutnya diolah menjadi bahan bakar yang biasanya sangat diman kualitas dari gas dan minyak bakar lebih tinggi. Pekerjaan yang mengandung risiko besar ini, baginya merupakan sebuah tantangan. Berkat kegigihannya, Afdal berhasil menghasilkan minyak dan telah diui coba untuk mesin kerja dan bahan bakar sepeda motor. Selain bahan bakar minyak (BBM), temuan Afdal juga menghasilkan bahan bakar gas (BBG) yang digunakan untuk kebutuhan memasak yang telah dilakukan uji coba.
Memastikan hasil eksperimen itu, kemudian Afdhal membuat tabung reaksi ukuran 60 cm diameter 40 cm. Tabung itu kemudian diisi bahan baku sampah plastik (anorganik) sebanyak 2 kilogram, kemudian tabung dipanaskan dengan suhu mencapai lebih kurang 400 derajat celcius. Hasilnya ternyata, proses itu mampu mengeluarkan gas dan menghasilan air bercampur minyak yang jumlahnya cukup banyak. Gas itu kemudian diujicoba dengan memanfaatkan untuk kompor gas ukuran jumbo. Nyala api dari bahan gas itu sangat nyala dan bertahan hingga tiga jam lamanya.
Afdal beranggapan bahwa, jika bahan bakar gas dimanfaatkan untuk bahan bakar sepeda motor, gas dapat juga menggerakan motor dengan jarak tempuh sekitar 300 kilometer. Sedangkan, bahan bakar minyak yang dihasilkan setelah disuling, menghasilkan 2 liter gas oline (bensin). Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan sampah plastic dimulai dari kantong plastic, botol minuman kemasan, sampai ke plastic jarum suntik bekas pakai. Jika bahan baku yang digunakan berupa plastic jarum suntik, maka akan menghasilkan bensin dengan bilangan oktan tinggi. Jika bahan baku yang digunakan pada proses pengolahan di tabung pembakaran tidak sejenis, maka minyak yang dihasilkan pun terdiri atas minyak campuran (kompleks), yang bisa berupa bensin ataupun minyak tanah.
Kemudian Afdal memutuskan bahwa eksperimen dan uji cobanya untuk menghasilkan bahan bakar gas dan bahan bakar minyak dengan memanfaatkan bahan baku dari sampah plastik itu berhasil. Bahan bakar yang dihasilkan tergantung besar kecil alat dan jumlah bahan baku yang diolah. Bahan bakar yang dihasilkan jauh lebih banyak dan biaya yang dikeluarkan pun jauh lebih irit dibanding hasil eksperimen sebelumnya yaitu hanya Rp 2.000 untuk membelian kayu bakar. Hasil eksperimennya terus ditindak lanjuti dan diujicoba.
Setelah berhasil mengolah sampah plastic menjadi bahan bakar minyak dan bahan bakar gas, Afdal ditantang untuk mengembangkan temuannya tersebut sehingga bisa menghasilkan BBM lebih banyak lagi, sekaligus bisa menjadi solusi penanganan masalah sampah.
Mari kita menjadi Afdal berikutnya yang mencari sumber alternative energy berikutnya !!!!!
M.Afdal Si Pengolah Sampah Menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) Telah Tiada
Peneliti muda penemu inovasi sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM) dan gas, Muhammad Afdal (31) menghembuskan napas terakhirnya, pada hari Selasa (24/7) sekitar pukul 15:45 WIB di ruang ICU RSUP M. Djamil, Padang.
Tubuhnya 90 persen terbakar saat sedang asyik melakukan penelitian, Jumat (13/7) di Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pariaman. Afdal penemu inovasi pengubahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) dan gas.
Kecelakaan penelitian yang menyebabkan Afdal terbakar terjadi karena kesalahan teknis yaitu melakukan keteledoran saat menutup tong, alat pengubah sampah plastik menjadi minyak itu. Gas dari dalam alat menyeruak dan api pemanas tong langsung menyulut api dan menyambar Afdal yang berdiri di dekat alat itu. Api yang besar itu juga menghanguskan motor Afdal yang terparkir tak jauh darisana.Namun, saat itu Afdal sendirian di lokasi. Saat orang-orang menyadari ada kebakaran, Afdal langsung diselamatkan. Afdal lalu dilarikan ke RS. Pariaman. Ia mengalami luka bakar parah dan langsung dibawa ke RSUP M. Djamil untuk perawatan dan pengobatan yang lebih intensif.
Di tengah gonjang ganjing sumber energi BBM yang semakin menipis, penemuan Afdal sungguh memberikan kontribusi untuk sumber energi alternatif. Pemko Pariaman pun telah memberikan bantuan untuk memudahkan Afdal menghasilkan energi alternatif itu. Temuannya akan dijadikan industri minyak alternatif.
Pemko Pariaman berencana menyediakan tempat, peralatan pengolahan representatif serta fasilitasi research lanjutan kepada M. Afdhal. Sebelumnya Pembantu Rektor III Unand, Prof. Novizar Jamarun mengatakan, hasil eksperimen Afdal mengolah sampah plastik dengan peralatan sederhana dan menjadikan nya BBM dan Gas merupakan temuan luar biasa.
Kecintaan pada ilmu pengetahuan membuatnya terus melakukan penelitian dan menemukan inovasi mengubah sampah jadi BBM dan gas itu. Siapa sangka kecintaannya itu pula yang membawa petaka.
Dinilai berhasil mengelola sampah jadi bahan bermanfaat, BLH Kota Pariaman bekerja sama dengan Bapedalda Sumbar sempat mengajukan nama Afdal sebagai nominator penerima penghargaan Kalpataru nasional 2012. Meski gagal menerima Kalpataru, Pemko tetap mendukung usaha Afdal.
Sekian, artikel ini, semoga kita dapat memanfaat apa yang ada di sekililing kita untuk mencari sumber alternative energy lainnya…
Mari kita sama berjuang!!!!
Semangat!!!!
Referensi
http://www.pariamantoday.com/2012/07/afdal-penerima-kalpataru-dari-pariaman.html
http://mt-raisna.blogspot.com/2012/03/pojok-ngopi-bbm-dari-sampahmesin.html
http://www.antarasumbar.com/artikel/572/afdal-ubah-sampah-plastik-jadi-bbm.html